A.Pengertianmanusia
manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah
diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan
suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia
perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi
sekaligus makhluk sosial
a. Pengembangan manusia dari segi Susila
Aspek kehidupan susila adalah aspek ketiga setelah
aspek individu dan sosial. Manusia dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan
yang buruk karena hanya manusia yang dapat menghayati norma-norma dalam
kehidupannya.Dalam proses antar hubungan dan antaraksi itu, tiap-tiap pribadi
membawa identitas dan kepribadian masing-masing. Oleh karena itu, keadaan yang
yang cukup bermacam-macam akan terjadi berbagai konsekuensi tindakan-tindakan
masing-masing pribadi.
Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang
lain, membuat orang harus memiliki aturan-aturan norma. Aturan-aturantersebut
dibuat untuk menjadikan manusia menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih
menghargai nilai-nilai moral yang akan membawa mereka menjadi lebih baik.
Selain aturan-aturan norma, manusia juga memerlukan pendidikan yang dapat
digunakan sebagai sarana mencapai kemakmuran dan kenyamanan hidup. Pendidikan
dapat menjadikan manusia seutuhnya. Dengan pendidikan, manusia dapat mengerti
dan memahami makna hidup dan penerapannya.
Melalui pendidikan kita harus mampu menciptakan
manusia yang bersusila, karena hanya dengan pendidikan kita dapat memanusiakan
manusia. Melalui pendidikan pula manusia dapat menjadi lebih baik daripada
keadaan sebelumnya. Dengan pendidikan ini, manusia juga dapat melaksanakan
dengan baik norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat. Manusia akan mematuhi
norma-norma yang ada dalam masyarakat jika diberikan pendidikan yang tepat.
Dengan demikian, kelangsungan kehidupan masyarakat
tersebut sangat tergantung pada tepat tidaknya suatu pendidikan mendidik
seorang manusia mentaati norma, nilai dan kaidah masyarakat. Jika tidak maka
manusia akan melakukan penyimpangan terhadap norma-norma yang telah disepakati
bersama oleh masyarakat.
b. Pengembangan Manusia dari segi Religius atau
Agama
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka
bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain.
Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan
bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini
bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain,
yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah
manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur
seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan
unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan
sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia
yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya. Oleh karena
fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa,
untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut diperoleh
melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa Tuhannya.
Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan
menjadi makhluk yang dapat mengerti bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai
seorang makhluk Tuhan. Manusia dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat
mempelajari tanda-tanda kebesaran Tuhan baik yang tersirat ataupu dengan jelas
tersurat dalam lingkungan sehari-hari. Maka dari keseluruhan perkembangan itu
menjadi lengkap dan utuh dalam setiap sisinya, baik dari sisi individu, sosial,
susila, maupun religius. Keutuhan dari setiap sisi tersebut dapat menjadikan
manusia menjadi makhluk yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan
makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
c. Pengembangan Manusia dari segi Sosial Interaksi sebagai proses sosial
Sosialisasi sebagai proses
pembentukan kepribadian Interaksi sosial adalah proses saling mempengaruhi
dalam hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, kelompok dan kelompok. Proses adalah tahapan-tahapan dalam suatu
peristiwa untuk membentuk jalannya rangkaian kerja. sedangkan sosial adalah
segala sesuatu mengenai masyarakat yang peduli terhadap kepentingan umum. Jadi,
proses sosial adalah tahapan-tahapan dalam suatu peristiwa untuk membentuk
manusia bermasyarakat yang memperhatikan segi kehidupan bersama.
d. Pengembangan Manusia dari segi Budaya
Manusia juga akan mulai berpikir tentang
bagaimana caranya menggunakan hewan atau binatang untuk lebih memudahkan kerja
manusia dan menambah hasil usahannya dalam kaitannya untuk pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari. Manusia sangat mempunyai hasrat yang tinggi apabila
dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Hasrat untuk selalu menambah hasil
usahanya guna mempermudah lagi perjuangan hidupnya menimbulkan perekonomian
dalam lingkungan kerja sama yang teratur. Hasrat disertai rasa keindahan
menimbulkan kesenian. Hasrat akan mengatur kedudukannya dalam alam sekitarnya,
dalam menghadapai tenaga-tenaga alam yang beraneka ragam bentuknya dan gaib,
menimbulkan kepercayaan dan keagamaan.
Hasrat manusia yang selalu ingin tahu
tentang segala sesuatu disekitarnya menimbulkan ilmu pengetahuan. Ada hakekatnya
kebudayaan mempunyai dua segi, bagian yang tidak dapat dilepaskan hubungannya
satu sama lain yaitu segi kebendaan dan segi kerohaniaa. Segi kebendaan yaitu
meliputi segala benda buatan manusia sebagai perwujudan dari akalnya, serta
bisa diraba. Segi kerohanian terdiri atas alam pikiran dan kumpulan perasaan
yang tersusun teratur. Keduanya tidak bisa diraba.
B.Hakikat Manusia
a.Pengertian hakikat
manusia
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
·
Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
·
Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.
·
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
·
Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
·
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha
untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih
baik untuk ditempati
·
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas
·
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan
baik dan jahat.
·
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan
sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa
hidup di dalam lingkungan sosial.
b. Psikologi dan hukum
perkembangan anak (manusia)
Psikologi adalah suatu ilmu yang menyelidiki serta mempelajari sikap,
tingkah laku atau aktivitas-aktivitas di mana sikap, tingkah laku, atau
aktivitas-aktivitas itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan. Objek Psikologi
adalah Jiwa.
Bidang garapan Psikologi :
Bidang garapan Psikologi :
a. Psikologi Teoritis:
1) Psikologi Umum
2) Psikologi Khusus
·
Psikologi perkembangan
·
Psikologi
Kepribadian dan Typologi
·
Psikologi
Sosial
·
Psikologi
Pendidikan
·
Psikologi
Abnormal
b. Psikologi Praktis
1)
Psikodiagnostik
2) Psikologi Klinis dan Bimbingan Psikologis
3) Psikologi Perusahaan
4) Psikologi pendidikan
Perkembangan merupakan suatu proses sosialisasi dalam
bentuk irnitasi yang berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia adalah keturunan,
lingkungan, dan manusia itu sendiri.
Fase-fase perkembangan menurut beberapa ahli psikologi
:
a. Menurut Aristoteles
1) 0,0-7,0 : masa anak kecil
2) 7,0-14,0 : masa anak
3) 14,0-21,0 : masa remaja
b. Menurut Mantessori
1) 0,0-7,0 : periode penemuan dan pengaturan dunia luar
2) 7,0-12,0 : periode rencana abstrak
3) 12,0-18,0 : periode penemuan diri dan kepekaan social
4) 18,0- : periode pendidikan tinggi
c. Menurut Comenius
1) 0,0-6,0 : scola matema
2) 6,0-12,0 : scolavernatulata
3) 12,0-18,0 : scola latina
4) 18,0-24,0 : academia
d. Menurut J.J Rousseau
1) 0,0-2,0 : masa asuhan
2) 2,0-12,0 : masa pendidikan jasmani dan latihan panca
indera
3) 12,0-15,0 : masa pendidikan akal.
4) 15,0-20,0 : masa pembentukan watak dan pendidikan
agama
e. Menurut Oswald Kroch
1) masa anak-anak
2) masa bersekolah
3) masa kematangan
f. Menurut Elizabeth B. Hurlock
1) periode pre natal
2) masa oral
3) masa bayi
4) masa anak-anak
5) masa pubertas
Hukum tempo perkembangan menyatakan bahwa tiap-tiap
anak memiliki tempo perkembangan yang berbeda. Anak juga memiliki masa peka,
yaitu suatu masa di mana suatu organ atau unsur psikologis anak mengalami
perkembangan yang sebaik-baiknya. Bagi seorang pendidik, mengetahui perkembangan
anak diperlukan dalam membimbing anak sesuai dengan perkembangannya.
c. Perubahan tingkah
laku akibat belajar
Pengertian belajar dapat disimpulkam sebagai berikut :
a. Dengan belajar itu
belajar itu diharapkan tingkah laku seseorang akan berubah.
b. Dengan belajar
pengetahuan dan kecakapan seseorang akan bertarnbah.
c. Perubahan tingkah laku
dan penambahan pengetahuan ini di dapat lewat suatu usaha.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang
dalam belajar adalah :
·
Anak yang
belajar meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
·
Faktor dari
luar :
a. endogen :
1. fisiologis (kesehatan fisik dan indra).
2. psikologis : seperti,
adanya rasa ingin tahu dari siswa, kreatif, inovatif de akseleratif,
bermotivasi tinggi, adanya sifat kompetitif yang sehat, kebutuhan akan rasa
aman, penghargaan, aktualisasi diri, kasih sayang dan rasa memiliki.
b. eksogen :
1. instrumental (kurikulum, program, laboratorium)
2. lingkungan (sosial dan non sosial)
Pusat berlangsungnya pendidikan adalah :
a. Keluarga.
b. Sekolah.
c. Masyarakat.
Ciri-ciri keberhasilan pendidikan pada seseorang dapat
terlihat pada :
·
Mengerti benar
akan tugasnya dengan baik dan didorong oleh rasa tanggung jawab yang kuat
terhadap dirinya serta terhadap Tuhan.
· Mampu mengadakan
hubungan sosial dengan bekerja sama dengan orang lain.
· Mampu menghadapi
segala perubahan dunia karena salah satu ciri kehidupan ialah perubahan.
· Sadar akan dirinya dan
harga dirinya sehingga tidak mudah memperjualbelikan dirinya dan kreatif.
· Peka terhadap
nilai-nilai yang sifatnya rohaniah.
Pribadi manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu
keseluruhan tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungan. Jadi
kepribadian adalah suatu kesatuan psikofisik termasuk bakat, kecakapan, emosi,
keyakinan, kebiasaan, menyatakan dirinya dengan khas di dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Sedangkan peranan pendidik dalam pengembangan
kepribadian adalah menjadi jembatan penghubung atau media untuk
mengaktualisasikan potensi psikofisik individu dalam menyelesaikan diri dengan
lingkungannya.
C.KepribadianBangsa Timur
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri. Manusia
membutuhkan manusia
lainnya untuk dapat berinteraksi dan bertahan hidup. Hal tersebut benar – benar dianut oleh masyarakat
pada bangsa timur terutama Indonesia. Rasa kebersamaan yang kuat bisa dibilang sebagai kepribadian
bangsa. Segala sesuatu yang
terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat
itu. Di Indonesia banyak sekali kebudayaan dan kepribadianyang ada, karena seperti yang
kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sekali suku sehingga dengan sudah sangat pasti
kebudayaannya pun berbeda.
Sistem ideologi yang ada biasanya meliputi etika, norma, adat istiadat,
peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan dan pengikat perilaku manusia
atau masyarakat agar sesuai dengan kepribadian bangsa yang sopan, santun,
ramah, dan tidak melakukan hal – hal yang dapat mencoreng kepribadian
bangsa. Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam
masyarakat. Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaanya,
sesuai dengan nilai budaya yang berlaku. Pada saat unsur-unsur masing-masing
kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala,
mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.
Pada dasarnya masyarakat daerah timur dengan contoh
Indonesia, sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih
sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada di Indonesia. Pada
umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur
kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan
dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya :
Handphone, komputer, dan lain – lain. Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan
asing yang sulit diterima adalah misalnya :
1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah
hidup dan lain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh
yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat
3. Pada umumnya generasi
muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur
kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua,
dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4.Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok
individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau
tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya:
1. Terbatasnya masyarakat
memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang
berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan
ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial
suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya
sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan
diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan
bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur
yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
D.PengertianKebudayaan
Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuahkelompok orang
dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk daribanyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah
suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang
mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. ”Citra yang memaksa” itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme
kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan
kolektif” di Cina. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
E. Unsur –unsur
Kebudayaan
Unsur kebudayaan besar(cultural universal): dikemukakan oleh C. Kluckhon
ada 7 yaitu
1. Sistem religius
(homo religius), Merupakan produk manusia sebagai homo religius.
Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama
Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama
2. Sistem organisasi kemasyarakatan (homo socius),
Merupakan prodak manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya
lemah namun memiliki akal maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana
manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan (homo safiens),Merupakan prodak manusia sebagai homo
safiens.Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang
lain.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan system ekonomi (homo ekonomicus),
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat
kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem
peralatan hidup dan tehnologi (homo faber)
Merupakan produk manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat membuat dan mempergunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya.
Merupakan produk manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat membuat dan mempergunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya.
6. Sistem bahasa (homo longuens), Merupakan produk manusia sebagai homo
longuens.
F. Wujud Kebudayaan
Prof.
Dr.Koentjoroningrat menguaikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam yaitu:
1.
Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-de, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat
3.
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud pertama
adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba dan difoto.
Letaknya dalam alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak
tersimpan dalam arsip kartu komputer, pita komputer, dan sebagainya. Ide-ide
dan gagasan manusia ini banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa
kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak terlepas satu sama lain melainkan
saling berkaitan menjadi suatu sistem, disebut sistem budaya atau cultural,
yang dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat.
Wujud kedua
adalah yang disebut sistem sosial atau sosial sistem, yaitu mengenai tindakan
berpola manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi satu dengan lainnya dari waktu ke
waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem sosial ini bersifat konkrit
sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir. Wujud ketiga adalah yang
disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya manusia dalam masyarakat.
Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bisa diraba, difoto dan
dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan ideal dan
adat-istiadat mengatur dan mengarahkan tindakan manusia baik gagasan,
tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan secara fisik.
Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk lingkungan hidup tertentu yang makin
menjauhkan mansia dari lingkungan alamnya sehingga bisa mempengaruhi pola
berpikir dan berbuatnya.
Adapun unsur
kebudayaan yang bersifat universal yang dapat kita sebut sebagai isi pokok tiap
kebudayaan di dunia ini, ialah:
1.
Peralatan dan perlengkapan hidup manusia sehari-hari misalnya; pakaian,
perumahan, alat rumah tangga, senjata dan sebagainya.
2.
Sistem mata pencaharian dan sistem ekonom. Misalnya; pertanian perternakan,
sistem produksi
3.
Sistem kemasyarakatan, misalnya kekerabatan, sistem perkawinan, sistem
warisan
4.
Bahasa sebagai media komunikasi, baik lisan maupun tertulis
5.
Ilmu pengetahuan
6.
Kesenian, misalnya seni suara, seni rupa, seni gerak
7.
Sistem religi.
Masing-masing
unsur kebudayaan universal ini pasti menjelma dalam ketiga wujud budaya
tersebut di atas, yaitu wujud sistem budaya, sistem sosial, dan unsur
budaya fisik.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kebudayaan
Kebudayaan
adalah hasil ciptaan manusia yang hidup dalam masyarakat. Dari hidup
bermasyarakat itulah maka timbullah kebudayaan. Hanya saja karena manusia yang
hidup bermasyarakat itu terpencar-pencar di segala penjuru dunia, maka
kebudayaan yang ditimbulkan juga bermacam-macam pula. Misalnya; semua bangsa
menginginkan pakaian, rumah dan makanan. Tetapi pakaian, rumah dan makanan yang
diinginkannya itu bagaimana bentuknya, masing-masing bangsa berbeda-beda.
Contoh; pakaian nasional bangsa Eropa berbeda dengan pakaian bangsa Arab, dan
berbeda pula dengan bentuk pakaian bangsa Indonesia. Begitu pula bentuk rumah
dan jenis makanan.
Apakah yang
mempengaruhi perbedaan itu? Dengan kata lain: faktor-faktor apakah yang
mempengaruhi pembentukan kebudayaan itu? Jelas ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya, yaitu: (+) Faktor alam (lingkungan geografis)
Yang dimaksud
faktor alam atau lingkungan geografis adalah faktor letak tata bumi, termasuk
iklim, alam fisis seperti kayu, batu dan sebagainya. Faktor alam ini umumnya
mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan suatu kebudayaan. Pengaruh
Islam ini tidak saja nampak pada kebudayaan kebendaan, tetapi juga pada
kebudayaan kerohanian. Misalnya;
1. Bangsa-bangsa di daerah sekitar kutub utara,
berhubungan keadaan alamnya, mereka makan lemak, atau beruang es. Pakaian
mereka dibuat dari kulit binatang dan tebal-tebal. Rumah-rumah dibentuk dari
es. Demikian pula kepercayaan, perkawinan, kehidupan keluarga, semuanya
disesuaiakn dengan alam sekelilingnya.
2. Sedang bangsa-bangsa di daerah tropic, mereka makan
daging, sayur-sayuran dan hasil bumi. Alat-alat dibuat dari batu, kayu, besi
dan lain-lain. Pakaian mereka tipis. Rumah-rumah mereka dibuat dari kayu, bambu
besi, batu dan lain-lain. Demikian pula kehidupan keluarga, kepercayaan,
perkawinan, upacara-upacara
Jelaslah
kiranya, bahwa makan, pakaian dan hasil-hasil bumi lainnya yang terdapat pada
bangsa-bangsa di daerah kutub berlainan sekali dengan di daerah tropic, dan
juga dipadang pasir, dan seterusnya. Kepandaian membuat rumah dari kayu tentu
terdapat pada daerah yang banyak kayu. Kepandaian berburu terdapat pada daerah
yang banyak binatangnya. Begitu seterusnya.
G. Orientasi Nilai Budaya
Menurut C.
Kluckhon dalam karyanya Variations in Value Orientation sistem
nilai udaya secara universal menyangkut lima masalah pokok
kehidupan manusia,yaitu :
o
Hakekat Hidup Manusia hakekat, Hidup setiap kebudayaan berbeda secara
exstern. Seperti bcrusaha memadamkan hidup,menganggap kelakuan hidup tertentu
sebagai suatu hal yang baik.
o
Hakekat karya Manusia, Kebudayaan hakekatnya berbeda-beda ada yang
bertujuan u-ntuk hidup,dan lain sebagainya.
o
Hakekat waktu Manusia, Hakekat waktu setiap budaya berbeda,ada yang
mementingkan orientasi masa lampau dan mementingkan orientasi masa kini
o
Hakekat Alam Manusia, Manusia memiliki anggapan yang berbeda,ada yang
beranggapan kebudayaan harus mengeksploitasi alam dan ada pula yang beranggap
manusia harus harmonis dengan alam
o
Hkekat Hubungan Manusia, Mementingkan hubungan antar sesamanya dan
orientasi pada tokoh,yang berpandanga individualis ditinggalkan saja.
H. Perubahan Kebudayaan
Faktor – faktor
yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru. Di antara
berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya sesuatu unsur
kebudayaan baru atau asing dalam suatu masyarakat yang biasanya cukup berperan
adalah:
a. Terbiasanya masyarakat tersebut mempunyai
hubungan/kontak kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat
tersebut, yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sebuah masyarakat yang
terbuka bagi hubungan-hubungan dengan orang yang beraneka ragam kebudayaannya,
cenderung menghasilkan warga masyarakat yang bersikap terbuka terhadap
unsur-unsur kebudayaan asing. Sikap mudah menerima kebudayaan asing lebih-lebih
lagi nampak menonjol kalau masyarakat tersebut menekankan pada ide bahwa
kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang
dan berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun yang berasal dari
kebudayaan yang datang dari luar.
b. Kalau pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan
dalam kebudayaan tersebut ditentukan oleh nilai-nilai yang bersumber pada
ajaran agama; dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada
dalam masyarakat tersebut; maka penerimaan unsur-unsur kebudayaan yang baru
atau asing selalu mengalami kelambatan karena harus di sensor dulu oleh
berbagai ukuran yang berlandaskan pada ajaran agama yang berlaku. Dengan
demikian, suatu unsur kebudayaan baru akan dapat diterima jika unsur kebudayaan
yang baru tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama yang berlaku, dan
karenanya tidak akan merusak pranata-pranata yang sudah ada.
c. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut
menentukan proses penerimaan unsur kebudayaan baru. Suatu struktur sosial yang
didasarkan atas sistem otoriter akan sukar untuk dapat menerima suatu unsur
kebudayaan baru, kecuali kalau unsur kebudayaan baru tadi secara langsung atau
tidak langsung dirasakan oleh rezim yang berkuasa sebagai sesuatu yang
menguntungkan mereka.
d. Suatu unsur kebudayaan baru dengan lebih mudah
diterima oleh suatu masyarakat kalau sebelumnya sudah ada unsur-unsur
kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru
tersebut. Di pedesaan di pulau Jawa, adanya sepeda sebagai alat pengangkut
dapat menjadi landasan memudahkan di terimanya sepeda motor di daerah pedesaan
di Jawa; dan memang dalam kenyataan demikian.
e. Sebuah unsur baru yang mempunyai skala kegiatan yang
terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya oleh warga masyarakat
yang bersangkutan, dibandingkan dengan sesuatu unsur kebudayaan yang mempunyai
skala luas dan yang sukar secara konkrit dibuktikan kegunaannya. Contohnya
adalah diterimanya radio transistor dengan mudah oleh warga masyarakat
Indonesia, dan bahkan dari golongan berpenghasilan rendah merupakan benda yang
biasa dipunyai.
Dari beberapa
pokok pembicaraan yang dikemukakan di atas berkenaan dengan penerimaan
unsur-unsur baru, dapat dikatakan bahwa inovasi bisa terdapat karena:
· inovasi tersebut bertentangan dengan pola-pola kebudayaan yang sudah ada;
· kalau inovasi tersebut akan mengakibatkan perubahan pola-pola kebudayaan
dan struktur sosial yang sudah ada dan menggantikannya dengan yang baru
kalau inovasi tersebut bersifat mendasar berkenaan dengan pandangan hidup
atau nilai yang ada dalam masyarakat bersangkutan: misalnya “free lover” untuk
masyarakat Indonesia akan ditentang kalau harus diterima sebagai suatu cara
hidup;
· disamping itu bila inovasi itu dianggap terlalu mahal biayanya juga akan
terhambat dalam penciptaannya maupun dalam penyebaran atau difusinya,
terkecuali kalau oleh kelompok yang digolongkan sebagai “vested interests”
inovasi tersebut dianggap menguntungkan maka inovasi akan diterima.
Penerimaan atas
unsur baru atau inovasi dapat mengakibatkan terwujudnya berbagai kekacauan
sosial yang merupakan perwujudan- perwujudan dari proses perubahan sosial,
sebelum inovasi tersebut diterima dengan mantap dan menjadi baku dalam tata
kehidupan sosial yang berlaku dalam masyarakat. Kekacauan sosial tersebut
biasanya dinamakan sebagai disorganisasi sosial (social disorganization).
Dalam keadaan
kekacauan sosial ini, aturan-aturan atau norma-norma lama sudah tidak berlaku
lagi atau sebagian-sebagian masih berlaku sedangkan aturan-aturan atau
norma-norma lama tersebut dalam mengatur kehidupan sosial warga masyarakat.
Sehingga dalam tahap ini terdapat semacam kebingungan atau kekacauan dalam
berbagai bidang kehidupan sosial.
Bila
unsur-unsur baru telah mantap diterima dan norma-norma atau aturan-aturan baru
telah mantap menjadi pegangan dalam berbagai kegiatan sosial, maka dapatlah
dikatakan bahwa masyarakat tersebut telah mencapai tingkat tertib sosial lagi.
Tidak selamanya suatu penerimaan inovasi menimbulkan kekacauan sosial.
Kekacauan sosial terwujud bila inovasi tersebut menyebabkan adanya perubahan-perubahan
yang mendasar pada pranata-pranata yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan.
Sebab-Sebab
Perubahan Sosial Budaya Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat
terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang
berasal dari luar masyarakat.
Sebab-Sebab
yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)
a. Dinamika
penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
b. Adanya
penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang
bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan
dari bentuk penemuan lama (invention).
c. Munculnya berbagai bentuk
pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya
perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu
menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator
proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan
perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam
keluarga.
Sebab-Sebab
yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
a. Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat
suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila
masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus
menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal
ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola
kelembagaannya.
b. Adanya
peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan
perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan
kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
c. Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang
berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat
diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu
kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu
kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan
muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat
bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
I. Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Dalam sosiologi
manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwawalaupun
keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur
manusia agar sesuai dengannya. Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan
kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan
masyarakat dinyatakan sebagai diaektis, maksudnya saling terikat satu sama
lain. Proses dialektis ini tercipta melalui 3 tahap yaitu:
1. Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekspresikan
dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat
menjadi kenyataan buatan manusia.
2. Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi
realisasi obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan
berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata
sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3. Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap
kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya
sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan
yang dibentuk oleh masyarakat.
Sumber:
http://hanyadani.blogspot.com/2011/06/7-unsur-kebudayaan-menurut-ckluckhohn.html
http://ariantocahyadi.blogspot.com/2011/02/bab-1-manusia-dan-kebudayaan.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://ariantocahyadi.blogspot.com/2011/02/bab-1-manusia-dan-kebudayaan.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
0 komentar:
Posting Komentar