KEPEMIMPINAN
1.
TEORI
DAN ARTI PENTING KEPEMIMPINAN
a.
Definisi
Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang
telah ditugaskan kepada mereka. Sebagai mana didefinisikan oleh Dtoner,
Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of directing and influencing the task telated activities of
group member. Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi
para anggota dalam hal berbagi aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi,
Griffin (2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu
sebagai proses, dan sebagai atribut. Sebagai proses kepemimpinan difokuskan
kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin,yaitu proses dimana para pemimpin
menggunakan pengaruh nya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai,
bawahan, atau yang dipimpin nya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan
tersebutm serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi.
Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin, oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan
sebagai seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi prilaku orang lain
tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima
dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka.
b.
TEORI
KEPEMIMPINAN
Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana
seseorang menjadi pemimpin
atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa teori tentang kepemimpinan, di antaranya ialah :
·
Teori Genetie
Inti
dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are
born and not made".
bahwa penganut
teori ini mengatakan
bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun
seorang ditempatkan pada suatu waktu ia
akan menjadi pemimpin karena ia
dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
·
Teori Sosial
Jika teori
genetis mengatakan bahwa "leaders are born
and not made", make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu "Leaders are made and not born". Penganut-penganut teori ini
berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
·
Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat
menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan,
bakat mana kemudian
dikembangkan melalui pendidikan
yang teratur
dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya
untuk
mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan
teori yang paling
baik dari
teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang
jauh
yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
2.
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Didalam sebuah kepemimpinan, banyak sekali tipe-tipe atau gaya seorang
pemimpin, berikut saya sebagai penulis akan menjelaskan secara singkat
tipe-tipe kepemimpinan tersebut, yaitu:
·
Tipe Otokratik
Dilihat dari
persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorng yang sangat
egois. Seorang pemimpin yang otoriter
akan menunjuukkan sikap yang menonjol
”keakuannya”, antara lain dalam bentuk:
a.
Kecenderungan
memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain ddalam organisasi,
seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat
mereka.
b.
Pengutamaan
orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan
pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
c.
Pengabaian peran
para bawahan dalam proses pemgambilan keputusan.
·
Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik
hanya terdapat dilingkungan
masyarakat yang bersifat
tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat
tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota
masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini
kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh- tokoh
adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
·
Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang
kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas
yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang
kharisnatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para
pengikut tersebut tidk selalu dapat menjelaskan
secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
·
Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar
dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri ari orang-orang yang
sudah dewasa yang
mengetahui apa yang
menjadi tujuan organisasi,
sasaran- sasaran apa yang ingin dicapai, tugas yang harus ditunaikan
oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
·
Tipe Demokratis
Pemimpin yang demokratik
biasanya memandang peranannya
selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen
organisasi. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian
rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang
tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan. Melihat kecenderungan
adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya. Memperlakukan manusia dengan
cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia.
3.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
Faktor-faktor Kepemimpinan memang ada empat dan memang dari keempat
faktor tersebut semuanya saling sinergi dan berkaitan satu sama lain.
Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan :
a.
Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan faktor
esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu memang harus
mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia perbuat, atau istilah
lainnya The Right Man on The Right Place.
b.
Pengikut
(Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu
ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh karena
itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung pengertian akan apa
saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi manajemen bisa
berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula yang mengatakan
kalau berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu
Pengikut disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.
c.
Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah
proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja antara
dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai
dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
d.
Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak
secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas
situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu
terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
4.
IMPLIKASI MANAJERIAL
Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu para karyawan
atau bawahan,para karyawan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari
pemimpin Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang dengan kekuasaanya
mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Kekuasaan
itu dapat bersumber dari : hadiah.hukuman,otoritas dan charisma. Pemimpin harus
memiliki kejujuran terhadap diri sendiri,sikap bertanggung jawab yang tulus,
pengetahuan dan keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan pada diri sendiri
dan orang lain dalam membangun organisasi.
Dalam teori manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran
yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa
pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta
bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya
dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi organisasi adalah
bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan
dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua
aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus
memperhatikan hubungan antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam
mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun
diberbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan
bawahan sebagai asset berharga organisasi. Semua ini terjalin apbila pemimpin
tersebut memiliki pendekatan perilaku yang baik. Hal ini membutuhkan komunikasi
yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.
Sastaredja, Modul Kepemimpinan Universitas Sebelas Maret, 2001.
Veithzal
Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, 2004.