1. KARYA ILMIAH
Karangan ilmiah biasa
disebut Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan.
A. Macam-macam
atau bentuk karangan ilmiah
- Laporan penelitian adalah laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
- Skripsiadalah tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
- Tesis adalah tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
- Disertasi adalah tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
- Surat pembaca adalah surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
- Laporan kasus adalah tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.
- Laporan tinjauan adalah tulisan yang berisi tinjauan karya ilmiah dalam kurun waktu tertentu. Misalnya Biologi-calAnthropohgy in the Americas: ¡900-2000.
- Resensi adalah tanggapan terhadap suatu karangan atau buku yang memaparkan manfaat karangan atau buku tersebut bagi pembaca.
- Monograf adalah karya asli menyeluruh dari suatu masalah. Monograf ini dapat berupa tesis ataupun disertasi.
- Referat adalah tinjauan mengenai karangan sendiri dan karangan orang lain.
- Kabilitasi adalah karangan-karangan penting yang dikerjakan sarjana Departemen Pendidikan Nasional untuk bahan kuliah.
B. Ciri-ciri Karangan
Ilmiah
- Kejelasan Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
- Kelogisan Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
- Kelugasan Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
- Keobjektifan Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
- Keseksamaan Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
- Kesistematisan Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
- Ketuntasan Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
C. Sifat atau Sikap
Karangan Ilmiah
Dalam penulisan karya
ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap
ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
- Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
- Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
- Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
- Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
- Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
- Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
- Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.
D. Contoh Karangan
Ilmiah
Berikut beberapa
contoh karangan ilmiah dapat dilihat disini :
https://docs.google.com/document/d/1_X0IXOeHwA2w6lmHBvnAkvHxBVyYIy9jLmo_eGyJGlQ/edit?pli=1
(bahaya narkoba bagi remaja)
2. KARYA NON-ILMIAH
Karya non-ilmiah
adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman
dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan
biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak
terlalu formal).
A. Ciri-ciri Karya
Non-Ilmiah
- ditulis berdasarkan fakta pribadi,
- fakta yang disimpulkan subyektif,
- gaya bahasa konotatif dan populer,
- tidak memuat hipotesis,
- penyajian dibarengi dengan sejarah,
- bersifat imajinatif,
- situasi didramatisir,
- bersifat persuasif.
- tanpa dukungan bukti
B. Jenis-jenis Karya
Non-Ilmiah
- Dongeng
- Cerpen
- Novel
- Drama
- Roman
C. Sifat Karya
Non-Ilmiah
- emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
- persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
- deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
- jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
D. Contoh Karya
Non-Ilmiah
Berikut beberapa contoh
Karya Non-Ilmiah Dapat dilihat disini :
E. Perbedaan
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan
istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis_menulis.
Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya
fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang
sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi
dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan.
Perbedaan_perbedaan yang dimaksud dapat dicermati
dari beberapa aspek.
Pertama,karya ilmiah harus merupakan pembahasan
suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya
kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus
dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.
Kedua,karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu
dengan langkah_langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga,dalam pembahasannya,
tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis
dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan_perbedaan inilah
yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah
disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah
populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan
semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193)
menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah,
ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi
karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di
bidang ilmu tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis
tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah
lebih mengutamakan pemakaian istilah_istilah umum daripada istilah_istilah
khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah
menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis,
sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari
segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak
selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah,
semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam
karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang
tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature,kritik, esai,
resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat,
cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara
penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah
ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya
bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun
kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif:
kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan
untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup
informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan
subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
3. METODE ILMIAH
Metode ilmiah atau
proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi
yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.
Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi
suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode
ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
- Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
- Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
- Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
- Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
A. Karakteristik
Metode Ilmiah
Menurut sumber ada
beberapa karakteristik metode ilmiah:
- Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah danmenentukan metode untuk pemecahan masalah.
- Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia
- Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
- Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
- Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.
B. Langkah – Langkah
Metode Ilmiah
- Menyusun Rumusan Masalah
- Menyusun Kerangka Teori
- Merumuskan Teori
- Melakukan Eksperimen
- Mengolah dan Menganalisis Data
- Menarik Kesimpulan
- Mempublikasikan Hasil
Menyusun Rumusan
Masalah
Hal-hal yang harus
diperhatikan:
- Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau lebih.
- Masalah tersebut merupakan masalah yang dapat diuji dan dapat dipecahkan.
- Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat, padat dan jelas.
Menyusun Kerangka
Teori
Mengumpulkan
keterangan-keterangan dan informasi, baik secara teori maupun data-data fakta
di lapangan.
Dari
keterangan-keterangan dan informasi tersebut diperoleh penjelasan sementara
terhadap permasalahan yang terjadi.
Penarikan Hipotesis
Hipotesis merupakan
dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis
dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang
lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun Hipotesis.
Pengujian
Hipotesis
Pengujian hipotesis
dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan berbagai
cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang dilakukan
akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan
kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang
relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat
bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar