Interaksi sosial
melekat dalam diri manusia. Dalam setiap kesempatan individu (manusia) selalu
mengadakan interaksi sosial.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dalam masyarakat.
Ciri-ciri interaksi sosial :
1)
Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
2)
Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui
kontak sosial
3)
Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas.
4)
Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial
tertentu.
5)
Pelaku Interaksi Sosial
6)
Subjek interaksi sosial
7)
Individu dengan Individu
8)
Individu dengan Kelompok
9)
Kelompok dengan Individu
10)Kelompok dengan Kelompok
Bentuk Interaksi
Sosial
Dalam interaksi ada dua bentuk :
Dalam interaksi ada dua bentuk :
1)
Primer :
interaksi sosial yang terjadi secara langsung dengan orang lain atau pihak lain
(bertatap muka).
2)
Sekunder :
interaksi sosial yang berlangsung melibatkan pihak lain (perantara)
- Sekunder langsung : menggunakan alat atau media (telpon, sms, chating)
- Sekunder tidak langsung : menggunakan perantara (pihak ke III), kirim surat (pos), titip salam
- Sekunder langsung : menggunakan alat atau media (telpon, sms, chating)
- Sekunder tidak langsung : menggunakan perantara (pihak ke III), kirim surat (pos), titip salam
Faktor-faktor
Pendorong Interaksi Sosial
Secara psikologis, seseorang melakukan interaksi sosial dengan orang lain didasari oleh adanya dorongan-dorongan yang bersifat psikologis-sosiologis antara lain:
Secara psikologis, seseorang melakukan interaksi sosial dengan orang lain didasari oleh adanya dorongan-dorongan yang bersifat psikologis-sosiologis antara lain:
1.
Imitasi
Imitasi adalah suatu tindakan seseorang untuk meniru segala sesuatu yang ada pada orang lain.
Imitasi adalah suatu tindakan seseorang untuk meniru segala sesuatu yang ada pada orang lain.
2.
Identifikasi
Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk menjadi sama (identik) dengan orang yang ditirunya, baik dari segi gaya hidup maupun perilakunya.
Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk menjadi sama (identik) dengan orang yang ditirunya, baik dari segi gaya hidup maupun perilakunya.
3.
Sugesti
Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain.
Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain.
4.
Motivasi
Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain.
Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain.
5.
Simpati
Simpati merupakan sikap ketertarikan seseorang terhadap orang lain.
Simpati merupakan sikap ketertarikan seseorang terhadap orang lain.
6.
Empati
Empati hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional. Misalnya, jika kita melihat keluarga atau kerabat kita terkena musibah, sikap empati membuat kita seolah-olah ikut merasakan penderitaan akibat musiah tersebut.
Empati hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional. Misalnya, jika kita melihat keluarga atau kerabat kita terkena musibah, sikap empati membuat kita seolah-olah ikut merasakan penderitaan akibat musiah tersebut.
Syarat
Terjadinya Interaksi Sosial
1. Adanya Tindakan Sosial
Tindakan sosial merupakan upaya
manusia secara individual untuk mempertahankan dan mengembangkan hidupnya.
a)
Tindakan
Rasional Instrumental
Dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan. Contohnya tindakan memilih program atau jurusan di SMA/MA dengan mempertimbangkan bakat, minat dan cita-cita.
Dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan. Contohnya tindakan memilih program atau jurusan di SMA/MA dengan mempertimbangkan bakat, minat dan cita-cita.
b)
Tindakan
Rasional Berorientasi Nilai
Tindakan rasional berorientasi nilai berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat. Contoh, tindakan-tindakan yang bersifat religio-magis atau berdasarkan keyakinan agama tertentu.
Tindakan rasional berorientasi nilai berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat. Contoh, tindakan-tindakan yang bersifat religio-magis atau berdasarkan keyakinan agama tertentu.
c)
Tindakan
Tradisional
Tindakan tradisional tidak memperhitungkan pertimbangan rasional.
Tindakan tradisional tidak memperhitungkan pertimbangan rasional.
d)
Tindakan
Afektif
Tindakan afektif dilakukan oleh individu maupun kelompok berdasarkan perasaan (afeksi) atau emosi.
Tindakan afektif dilakukan oleh individu maupun kelompok berdasarkan perasaan (afeksi) atau emosi.
2. Kontak Sosial
Kontak sosial adalah hubungan
antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi
sosial, dan masing-masing pihak saling bereaksi meski tidak harus bersentuhan
fisik.
a) Kontak sosial menurut cara-cara yang
dilakukan, terdiri dari:
a.
Kontak
langsung, yaitu pihak komunikator menyampaikan pesannya secara
langsung.
b.
Kontak
tidak langsung, yaitu pihak komunikator menyampaikan pesannya
kepada pihak komunikan melalui perantara pihak ketiga.
b) Kontak sosial menurut proses terjadinya,
terdiri dari :
a.
Kontak
primer, yaitu yang terjadi pada saat awal komunikasi itu berlangsung
b.
Kontak
sekunder, yaitu apabila pesan dari komunikator disampaikan kepada
komunikan melalui pihak ketiga atau melalui media komunikasi.
3. Adanya Komunikasi Sosial
Pada kontak sosial
pengertiannya lebih ditekankan kepada orang atau sekelompok yang berinteraksi,
sedangkan komunikasi lebih ditekankan pada bagaimana pesannya itu diproses.
Bentuk Interaksi Sosial
Setiap interaksi (proses sosial) akan selalu menghasilkan dua bentuk interaksi sosial, yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif.
Bentuk Interaksi Sosial
Setiap interaksi (proses sosial) akan selalu menghasilkan dua bentuk interaksi sosial, yaitu interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial disosiatif.
·
Interaksi
Sosial Asosiatif
Interaksi sosial asosiatif merupakan bentuk interaksi sosial
yang menghasilkan kerjasama. Ada beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif
antara lain:
1.
Kerjasama
(cooperation)
Kerjasama dapat dibedakan lagi menjadi 4 macam yaitu:
Kerjasama dapat dibedakan lagi menjadi 4 macam yaitu:
a.
Kerjasama
spontan (spontaneous cooperation), yaitu kerjasama yang timbul
secara spontan.
b.
Kerjasama
langsung (directed cooperation), yaitu kerjasama yang terjadi
karena adanya perintah atasan atau penguasa.
c.
Kerjasama
kontrak (contractual cooperation) yaitu kerjasama yang
berlangsung atas dasar ketentuan tertentu yang disetujui bersama untuk jangka
waktu tertentu.
d.
Kerjasama
tradisional (traditional cooperation), yaitu kerjasama yang terbentuk
karena adanya sistem tradisi yang kondusif.
2. Akodomasi (Accomodation)
Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian sosial dalam
interaksi antarindividu dan antarkelompok untuk meredakan pertentangan.
Akodomasi mempunyai dua aspek pengertian berikut ini.
Akodomasi mempunyai dua aspek pengertian berikut ini.
1.
Upaya untuk mencapai penyelesaian suatu konflik
atau pertikaian tersebut. jadi, pengertian ini mengarah kepada prosesnya.
2.
Keadaan atau kondisi selesainya suatu konflik
atau pertikaian tersebut. jadi, mengarah kepada suatu kondisi berakhirnya
pertikaian.
3. Asimilasi (assimilation)
Asimilasi merupakan proses ke arah peleburan kebudayaan
sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik
bersama.
4. Akulturasi (Acculturation)
Akulturasi atau culture contact (kontak kebudayaan)
merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima
unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan sendiri.
·
Interaksi
Sosial Disosiatif
Ada
beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain sebagai berikut:
a.
Persaingan
(competition)
Demi tercapainya kemenangan. Persaingan memiliki fungsi yang dinamis, yaitu:
1) Menyalurkan daya kreativitas yang dinamis.
2) Menyalurkan daya juang yang sifatnya kompetitif.
3) Memberikan stimulus atau rangsangan dinamis untuk berprestasi secara optimal.
Demi tercapainya kemenangan. Persaingan memiliki fungsi yang dinamis, yaitu:
1) Menyalurkan daya kreativitas yang dinamis.
2) Menyalurkan daya juang yang sifatnya kompetitif.
3) Memberikan stimulus atau rangsangan dinamis untuk berprestasi secara optimal.
b.
Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok maupun terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu.
Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok maupun terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu.
c.
Pertentangan
atau Konflik Sosial
Pertentangan atau konflik sosial adalah proses sosial antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah di antara mereka.
Pertentangan atau konflik sosial adalah proses sosial antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah di antara mereka.
Sumber :