Akhirnya
gua bisa postingnya juga setelah sekian lama dilanda rasa malas hehehe. Pada
postingan kali ini gue mau share tentang kisah sedih seorang Ibu, sebenernya
momentumnya agak telat yeey, harusnya waktu hari Ibu bulan desember lalu, tapi
gpp lah yaa :D. Sebelumnya, gue baca kisah ini sewaktu gue nunggu gantian waktu
sholat duhur dikampus E minggu lalu. Dan daripada gue bengong sambil nunggu giliran sholat, gue ambillah tu
kertas yang ada di almari mukena. Tiap halamannya gue baca, dan ketemulah
halaman yang ada kisah ini. Semoga kisah ini bisa jadi renungan buat
temen-temen semua yang masih memiliki seorang Ibu, untuk lebih berbakti
padanya. Dan daripada gue kebanyakan ngomong dari tadi, mending langsung pada
baca kisahnya, dan diresapi yaay :D
Ketika anak laki-lakinya pergi kesekolah, sang Ibu datang ke sekolah untuk
meihat anaknya. Tetapi anak laki-lakinya menjadi malu karna ditertawai oleh
teman-temannya, karena dia mempunyai Ibu bermata satu. Sesampainya dirumah sang
Ibu dimarahi oleh anaknya. Sejak itu, sang Ibu tidak dibolehkan datang ke
sekolah.
Setelah anaknya dewasa, anaknya telah bekerja dan menjadi sukses, bahakan
sudah berkeluarga, dan mempunyai isteri yang cantik dan anak-anak yang lucu.
Sang Ibu rindu dan ingin bertemu dengan anak dan cucunya. Sesampai didepan
pintu rumah anak laki-lakinya, dia diusir oleh anaknya sendiri,seraya berkata “untuk
apa kamu datang kesini orang tua bermata satu, kamu telah menakut-nakutkan
anakku”, kata si anak. Akhirnya sang ibu pulang dengan perasaan sedih.
Sekian lama waktu berlalu, sang Ibu memberitahukan kepada anak
laki-lakinya itu, bahwa sahnya dia sedang sakit parah. Tetapi anak laki-lakinya
tetap tidak mau menemuinya, hingga ajal pun menjemput Ibunya. Isteri dan anak
laki-lakinya betanya “mengapa kamu tidak datang kerumah untuk menemui Ibumu?”.
Dia menjawab “saya sedang sibuk”. Setelah dibujuk oleh isterinya, akhirnya Dia
pergi kerumah almarhumah Ibunya yang telah lama ia tinggalkannya. Dirumah tersebut
Ia baru mengetahui bahwa Ibunya sudah tiada. Dan ia menemukan secarik kertas
yang ditinggalakan oleh Ibunya.
“anakku, aku sangat bahagia melihatmu dari kecil, samapi dewasa dan menjadi sukses sekarang ini. Ketahuilah anakku bahwasahnya ketika kamu kecil hanya mempunyai mata satu, dan aku telah merelakan salah satu mataku untuk diberikan kepadamu, agar kamu bisa hidup bahagia nantinya”. Sang anakpun menangis dan meneyesali perbuatannya.
“anakku, aku sangat bahagia melihatmu dari kecil, samapi dewasa dan menjadi sukses sekarang ini. Ketahuilah anakku bahwasahnya ketika kamu kecil hanya mempunyai mata satu, dan aku telah merelakan salah satu mataku untuk diberikan kepadamu, agar kamu bisa hidup bahagia nantinya”. Sang anakpun menangis dan meneyesali perbuatannya.
Dari kisah di atas mari kita bertanya pada diri kita masing-masing, “apa
yang sudah kita berikan untuk Ibu?” atau “sudahkah kita membuat Ibu kita
bahagia?”. Untuk kita yang sudah di karunia Ibu, mari sama-sama belajar untuk
lebih berbakti kepada Ibu, lebih menuruti perintahnya, dan berusaha berbuat
baik kepadanya, sebelum sosok itu pergi dari hidup kita, Semoga momentum hari
Ibu bulan desember lalu tidak hanya
berlalu begitu saja seperti awan yang datang kemudian pergi, dan tidak hanya
sebatas memberi ucapan padanya. Karena kasihnya seperti sang surya yang selalu
menyinari dunia.
http://www.alwaystrendy.com/blog/2012/05/kisah-sedih-ibu-bermata-satu-yang-mengharukan/
http://www.alwaystrendy.com/blog/2012/05/kisah-sedih-ibu-bermata-satu-yang-mengharukan/
0 komentar:
Posting Komentar