Persaingan untuk
mendapatkan pekerjaan sekarang ini sangatlah ketat diakibatkan banyaknya orang
yang melamar pekerjaan ataupun sedikitnya daya tampung pekerja. adalah
salah satu perguruan tinggi yang ada di Sumatera Utara yang meluluskan
mahasiswa lebih kurang empat ribu orang setiap tahunnya. Sudah tentu lulusan
tersebut akan bekerja dan akan bersaing dengan lulusan itu sendiri
ataupun lulusan perguruan tinggi lainnya.
Dengan demikian mahasiswa harus
mempersiapkan dirinya untuk bersaing sebelum dan setelah dinyatakan lulus dalam
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Mengembangkan hard
skill adalah jawaban utama didalam keberhasilan untuk mendapatkan pekerjaan
tersebut. Namun demikian tidaklah cukup hanya kemampuan hard skill saja, tetapi
harus diimbangi dengan kemampuan soft skill dalam menghadapi berbagai tantangan
saat melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Admin dunia kerja percaya bahwa
sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki
kemahiran hard skill saja, tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya.
Ditambahkan juga, bahwa dunia pendidikanpun mengungkapkan dengan berdasarkan penelitian
di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja,
tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Kebutuhan Soft Skill
Di Dunia Kerja
Di dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga
kerja yang memiliki profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis
kemampuan sudah merupakan tuntutan. Terlebih di dunia kerja sekarang banyak
dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan teknologi. Tenaga kerja yang memiliki
kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat mendukung pemenuhan kebutuhan
tersebut disamping kecerdasan intelektual. Berdasar hasil survey Nasional
Assosiation of Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan
perusahaan menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang
dianggap penting dalam dunia kerja. Yang jauh lebih penting adalah sotfskill
antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran, kerjasama, motivasi, kemampuan
beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja
yang efektif..
Kemampuan softskill diatas, sebetulnya masuk dalam kecerdasan emosional yang menurut definisi adalah Kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, Kemampuan memotivasi diri, Kemampuan mengendalikan diri/ mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain (Daniel Goleman). Ada lima kecedasan emosial yang dibutuhkan didunia kerja sekarang ini, yaitu :
1.
Kesadaran Emosional ,
yang meliputi kedewasaan emosi dalam pengambilan keputusan yang win-win
solution.
2.
Pengelolaan Emosional
(pengedalian diri) yang meliputi kemampuan kepekaan, sabar dan tabah
dalam menjalankan tugas.
3.
Motiovasi Diri, yang
meliputi kemampuan berpikir positif, ulet dan pantang menyerah
4.
Empati pada
Sesama ; yang meliputi kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat,
akrab dan kekeluargaan
5.
Ketrampilan Sosial ,
yang meliputi kemampuan bermusyawarah, bekerjasama, kepentingan umum/tim)
Di sisi lain secara teori, di dalam dunia kerja, ada 3
(tiga) unsur utama yang harus dipenuhi agar seseorang dikatakan memiliki
kompetensi yang meliputi kompetensi knowledge atau cognitive domain,
skill atau psychomotor domain, serta attitude atau affective domain.(Jayagopan
Ramasamy, Malaysia 2006). Dalam teori tersebut dikatakan bahwa kompetensi
tersebut harus bisa diukur (measurable), dinilai, ditunjukkan (demonstrable)
dan diamati (observable) melalui perilaku pada saat melaksanakan tugas. Sasaran
akhir dari kompetensi adalah perilaku yang diharapkan (desired behaviour) dan
perlu ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. kompetensi yang berkaitan langsung
dengan bidang kerja.
Selain itu menurut Spencer & specer ada 2 (dua)
kompetensi yang berkaitan dengan bidang kerja, yakni Generic competencies,
merujuk pada kompetensi yang perlu ada pada semua pegawai mengarah ke
softskills, sikap mental dalam bekerja dan Functional competencies, merujuk
pada kompetensi khusus yang diperlukan bagi suatu fungsi atau pekerjaan
tertentu mengarah ke hardskills dan kemampuan teknis. Sedangkan di lapangan,
kompetensi tersebut terbagi atas kebutuhan kemampuan Knowledge: diukur melalui
ujian penilaian yang dilaksanakan oleh pihak berwenang, Skill : diukur dengan
mengikutsertakan ke dalam pelatihan-pelatihan tertentu dan Attitude:
diukur secara lebih subjektif melalui penilaian terhadap perilaku yang ditunjukkan
dalam melaksanakan tugas. Knowledge (melalui pendidikan), Skill (melalui
pelatihan) dan Attitude yg harus dimiliki oleh tenaga kerja disesuaikan dengan
kebutuhan dunia usaha/dunia kerja dengan menggunakan konsep Link and Match.
Sedangkan ketrampilan softskill tenaga kerja, dalam perkembangannya banyak disumbang oleh karakter pribadi yang berasal dari didikan lingkungan keluarga (pola asuh), tradisi dan pengaruh lingkungan sekolah (sosial).
Di beberapa perusahaan, ketrampilan softskill yang
dibutuhkan meliputi leadership, kreativitas, kominukasi, kejujuran dan
fleksibel. Memang dalam prakteknya ketrampilan softskill dapat dilatih dan
disiapkan, namun menurut pengalaman dari PT Charoen Pokphand Indonesia
misalnya, perubahan-perubahan dalam organisasi termasuk budaya organisasi juga
dapat menyumbang terhadap peningkatan softskill tenaga kerja. Pembinaan
softskill yang baik, menurut pengalaman PT. Charoen dengan komunikasi asertif,
yaitu komunikasi yang berdasar keterbukaan, jujur, tegas, langsung dan dengan cara
yang sopan.
Sesungguhnya Allah
suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli).
Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa
dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
Keterkaitan Antara Softskill dan Hardskill
Bukan hanya di lingkungan akademisi kita di tuntut untuk
mengembangkan sofkill kita, sebelum nantinya kita siap untuk memasuki dunia
nyata (real word) tapi pengasahahan sofkill juga di dalam agama kita di suruh
untuk mengasahnya keterampilan menjadi seorang yang profesional dan ahli di
bidang yang digeluti.
Hadis di atas menegaskan kita untuk membangun sebuah
kemapuan baik itu Hardskill maupun Sofkill. Sukses meraih cita-cita dan karir
di masa depan tidak hanya ditentukan oleh hardskill, seperti tingginya nilai
indeks prestasi (IP), penguasaan teori serta terampil dalam mengoperasikan
peralatan laboratorium dan perangkat berteknologi tinggi. Ada banyak cerita
dari orang-orang yang tidak memiliki IP yang tinggi meraih sukses dalam
kehidupannya, karena mereka mengandalkan pertumbuhan softskill.
Istilah softskill memang tergolong baru terdengar, tetapi
softskill merupakan kemampuan-kemampuan dasar yang perlu ditumbuhkan dalam diri
Anda, agar Anda dapat memotivasi diri dan orang lain, bertanggung jawab,
membangun relasi, berkomunikasi, negosiasi, beradaptasi dengan lingkungan,
berkreasi, berinovasi dan berwirausaha, memimpin, membangun kerjasama,
mengelola sumber daya dan lain sebagainya.
Perbedaan antara
Sofkill dan Hardskill ?
Wikipedia menuliskan pengertian Soft Skill dan Hard Skill
sebagai berikut
Soft skills is a sociological term which refers to the cluster of
personality traits, social graces, facility with language, personal habits,
friendliness, and optimism that mark people to varying degrees. Soft skills
complement hard skills, which are the technical requirements of a job.
sementara untuk pengertian hardskill atau sebagai orang
menyebutnya Hard Competence sebagai berikut :
The hard competence
referring to job-specific abilities, and relevance will be about specific
knowledge relating to “up to date” systems.
Dari pengertian antara sofkill dan hardskill dapat kita
menyimpulkan :
Setiap profesi profesi
di tuntut untuk memiliki hardskill yang khusus, tetapi sofkill bisa merupakan
kemampuan yang harus di miliki setiap profesi.
Apa hubungan Softkill, Hardskill dengan sekolah atau kuliah
?
Bukan berarti bahwa sekolah atau kuliah menjadi tidak
penting. Namun, keseimbangan dari pertumbuhan hardskill dan softskill akan
membuat Anda mengalami sukses lebih cepat dan lebih jauh dari kesuksesan yang
hanya ditunjang oleh salah satu faktor tersebut. Perpaduan antara hardskill dan
softskill sangat diperlukan untuk meraih jenjang karir yang tinggi atau
memperluas bisnis di masa depan.
Why Sofkill?
You are about to
enter, the real world
Banyak lulusan dari perguruan tinggi baik itu negri dan
swasta yang tidak siap menghadapi dunia nyata atau dunia kerja. Persaingan yang
ketat kita di tuntut untuk memiliki kempuan yang lebih bukan hanya kemampuan
Hardskill (nilai IPK yang tinggi) tetapi kita di tuntut untuk memeliki sebuah
kompetensi seorang lulusan.
Berikut ini kompetentsi lulusan yang di harus dimiliki
didalam menghadapi persaingan di dunia nyata :
- Komunikasi tertulis
- Bekerja dalam tim
- Teknologi
- Berpikir logis
- Berkomunikasi lisan
- Bekerja mandiri
- Ilmu pengetahuan
- Berpikir analitis
Kemampuan-kemampuan di atas sebenarnya kita bisa dapatkan
semasa sekolah, kuliah. Organisasilah yang bisa membentuk seseorang bisa
memiliki kemampuan-kemampuan di atas, apakah anda memiliki kemampuan-kemampuan
tersebut ? Belajar dan belajar itulah jawabannya dan yang paling penting
percaya pada kata “PROSES”.
0 komentar:
Posting Komentar