RSS

Perubahan dan Pengembangan Organisasi (Tugas 6 Teori Organisasi Umum 2)


A. Pengertian Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
Pengertian Perubahan Organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan,yang selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.

Perubahan adalah hal yang pasti akan dilakukan oleh setiap organisasi di dunia ini untuk menjaga eksistensinya, akibat perubahan zaman.  Perubahan atau berubah secara etimologis dapat bermakna sebagai usaha atau perbuatan untuk membuat sesuatu berbeda dari sebelumnya. Dalam istilah perubahan organisasi, dikenal juga istilah serupa yaitu change interventation adalah sebuah rancangan aksi atau tindakan untuk membuat inovasi dan merubah sesuatu menjadi berbeda. Dan change again yaitu individu atau kelompok yang bertindak sebagai katalis atau suatu seseorang yang bertanggung jawab untuk melakukan manajemen dan menentukan prosedur kerjadalam organisasi, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Kurt Lewin, perubahan organisasi merupakan suatu yang sistematis yakni perubahan dari suatu topik yang haya menarik untuk beberapa akademisi dan praktisi menjadi suatu topik yang menarik untuk para eksekutif perusahaan untuk kelangsungan hidup oranisasi.

Hampir semua ahli berpendapat bahwa pengembangan organisasi bertujuan melakukan suatu perubahan. Dengan demikian, penyempurnaan dalam organisasi sebagai suatu sarana perubahan yang harus terjadi maka kemudian secara luas pengembangan organisasi dapat diartikan pula sebagai perubahan organisasi. Ditambahkan pula, perubahan organisasi merupakan suatu pendekatan dan teknik perubahan organisasi yang di dalamnya terkandung suatu proses dan teknologi untuk penyusunan rancangan, arah dan pelaksanaan perubahan organisasi secara berencana.

Perubahan organisasi adalah upaya masyarakat dalam organisasi tersebut, bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan yang sama, dengan melakukan perubahan-perubahan organisasi dalam berbagai aspek. Atau melakukan berbagai penyesuaian dengan perkembanagn zaman yang terus berkembang. Agar tujuanya dapat tercapai, dan dapat bertahan dalam perubahan besar dunia.

Pengertian Pengembangan Organisasi adalah suatu pendekatan sistematik, terpadu dan terencana untuk meningkatkan efektivitas organisasi serta memecahkan masalah-masalah (seperti kutrangnya kerja sama/koperasi, desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan sebagainya) yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.

Pengembangan organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Pengembangan Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian.

Faktor  perubahan  organisasi  terbagi  2,  yaitu:
 #Faktor  internal
Adalah  segala  keseluruhan  faktor  yang  ada  di  dalam  organisasi  dimana  faktor tersebut  dapat  mempengaruhi  organisasi  dan  kegiatan  organisasi.

Proses  kerjasama  yang  berlangsung  dalam  organisasi  juga  kadang-kadang merupakan penyebab  dilakukannya  perubahan.  Problem  yang  timbul  dapat menyangkut  masalah sistem  kerjasamanya  dan  dapat  pula  menyangkut perlengkapan  atau  peralatan  yang digunakan.  Sistem  kerjasama  yang  terlalu birokratis  atau  sebaliknya  dapat menyebabkan  suatu  organisasi  menjadi  tidak efisien.

Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan yang dapat  mempengaruhi  organisasi  dan  kegiatan  organisasi.

Contoh  Faktor  Internal  Perubahan  kebijakan  lingkungan, Perubahan  tujuan, Perluasan  wilayah  operasi  tujuan,  Volume  kegiatan  bertambah  banyak serta Sikap  dan  perilaku  para  anggota  organisasi.

#Faktor  eksternal
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar (atau sering disebut lingkungan) organisasi  yang  dapat mempengaruhi organisasi  dan  kegiatan  organisasi. Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.

Contoh  Faktor  Eksternal Politik, Hukum, Kebudayaan, Teknologi, Sumber  daya  alam, Demografi dan  Sosiologi.

B. Langkah-Langkah Perubahan Organisasi
Dikaitkan dengan konsep ‘globalisasi”, maka Michael Hammer dan James Champy menuliskan bahwa ekonomi global berdampak terhadap 3 C, yaitu customer, competition, dan change. Pelanggan menjadi penentu, pesaing makin banyak, dan perubahan menjadi konstan.

Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada titik positif.

Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi.
Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut., yaitu, Kondisi Ketenagakerjaan, Economic Shocks, Kecenderungan sosial, Tekhnologi, 
Kompetisi dan Kondisi Politik.

Masalah dalam perubahan
Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan.

Langkah langkah dalam mewujudkan perubahan organisasi, Langkah tersebut terdiri dari :
1. Mengadakan Pengkajian : Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di luar organisasi. Perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara lain politik, ekonomi, teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap organisasi, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif. Dampak bersifat negatif apabila perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran, perkembangan dan kemajuan organisasi. Dampak bersifat positif apabila perubahan itu dapat memperlancar kegiatan, perkembangan dan kemajuan organisasi atau dalam bentuk kesempatan-kesempatan baru yang tidak tersedia sebelumnya.

2. Mengadakan Identifikasi : Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi dalam organisasi. Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.

3. Menetapkan Perubahan : Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.

4. Menentukan Strategi : Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan maka pemimpin organisasi haru segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.

5.  Melakukan Evaluasi : Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti negatif.
6.   Mengadakan perubahan struktur organisasi.
7.   Mengubah sikap dan perilaku pegawai.
8.   Mengubah tata aliran kerja.
9.   Mengubah peralatan kerja.
10.Mengubah prosedur kerja.
11.Mengadakan perubahan dalam hubungan kerja antar-personal.

C.  Perencanaan Strategi dan Pengembangan Organisasi
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini.
>Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak efektif.

Tahap 2 : merumuskan keadaan saat ini
Pemahaman akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat melaluikomunikasi dalam organisasi.

Tahap 3 : mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
Segala kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.

Tahap 4 : mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaiantujuan
Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat dgunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).

Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )

Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).

Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979). Lorange (1980), menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup serangkaian proses dari inovasi dan mengubah perusahaan, sehingga apabila strategic planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah kegagalan

D. Implikasi Manajerial Pada Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Organisasi selayaknya selalu mengantisipasi kebutuhan untuk memperbarui proses bisnis dan informasinya di dalam era lingkungan bisnis yang dinamis ini. Perubahan dalam arti yang luas merupakan suatu respon yang terencana maupun yang tak terencana untuk menghadapi berbagai macam tekanan dan kekuatan. Kebutuhan untuk berubah saat ini telah menjadi suatu titik keseimbangan atau suatu norma. Ini adalah tantangan bagi tim manajemen perubahan.

Mengelola perubahan tidak bisa disepelekan dan harus dipertimbangkan ketika mendefinisikan, mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Manajemen Perubahan adalah sebuah proses yang panjang dan membosankan. Meskipun banyak perubahan dapat direncanakan dan diantisipasi, seringkali perubahan juga membawa akibat dan implikasi yang tak terantisipasi, dan bahkan yang tidak diinginkan. Perubahan sistem politik, ekonomi, teknologi, dan preferensi masyarakat selama 10 tahun terakhir telah memberikan banyak bukti kepada dunia kita yang dinamis ini. Sebagai penulis fiksi ilmiah Isaac Asimov pernah menjelaskan:

Lebih mudah untuk memprediksikan mobil daripada kemacetan lalu lintas, bom atom daripada kebuntuan nuklir, pil pengontrol kelahiran daripada kemerdekaan perempuan. Dengan kata lain, perjalanan kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tak dapat ditawar, dan sampai batas tertentu, masih bisa diprediksikan. Tapi konsekuensi yang dihasilkan organisasi korporasi dan manajerial perusahaan adalah sesuatu yang jauh lebih sulit untuk dibayangkan.

Beberapa individu atau organisasi bertahan dan melanjutkan perubahan hingga orang-orang yang terlibat dengan perubahan pada akhirnya menunjukan resistensinya. Masalah dengan sikap yang reaktif ini adalah bahwa pada saat reaksi negatif ditunjukkan, biasanya sudah terlambat untuk melakukan sesuatu berkaitan dengan penolakan itu. Mereka yang mengembangkan dan mengimplementasikan solusi bisnis yang inovatif harus memahami dampak dari perubahan terhadap perilaku manusia dan prinsip-prinsip untuk mengelola perubahan.

Sebab yang terjadi karena adanya perubahan dan pengembangan organisasi adalah sebuah organisasi tersebut akan mengalami peningkatan baik dalam kinerja maupun hal lainnya, organisasi tersebut juga tidak akan diam di dalam suatu posisi melainkan terus berkembang semakin hari.



 Referensi :
Prof. Dr. J. Winardi, SE. (2006), Manajemen Perubahan (Management of Change). Jakarta : Kencana
Sondang P. Siagian, Prof. Dr. M.P.A.  (2007), Teori Pengembangan Organisasi /BMA. Jakarta : Bumi Aksara

Desain dan Struktur Organisasi (Tugas 5 Teori Organisasi Umum 2)

>>Dimensi Struktur Organisasi
Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan

Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi maupun tugas yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi berkaitan dengan hubungan yang relatif tetap diantara berbagai tugas yang ada dalam organisasi. 

Proses untuk menciptakan struktur dan pengambilan keputusan tentang alternatif struktur disebut desain organisasi. Pembentukan struktur organisasi dihadapka pada dua hal, yaitu diferensiasi atau pembagian tugas diantara anggota organisasi, dan integrasi atau koordinasi dalam pembagian tugas tersebut. Struktur organisasi membahas bagaimana cara organisasi membagi tugas  diantara anggota organisasi dan menghasilkan koordinasi diantara tugas-tugas tersebut. Berikut dimensi struktur organisasi.

1. Kompleksitas                                                                                                        
Kompleksitas merujuk pada tingkat diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Diferensiasi horisontal mempertimbangkan tingkat pemisahan horisontal di antara unit-unit. Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman hierarki organisasi. Diferensiasi spasial meliputi tingkat sejauh mana lokasi fasilitas dan para pegawai organisasi tersebar secara geografis. Peningkatan pada masalah satu dari ketiga faktor tersebut akan meningkatkan kompleksitas sebuah organisasi. 

2. Diferensiasi horisontal                                                                                                      
Diferensiasi horisontal merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang mer eka laksanakan, dan tingkat pendidikan serta pelatihannya.

3. Diferensiasi vertikal                                                                                                         
Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman struktur. Diferensiasi meningkat, demikian pula kompleksitasnya karena jumlah tingkatan hierarki di dalam organisasi bertambah. Makin banyak tingkatan yang terdapat di antara top management dan tingkat yang paling rendah, maka makin besar pula potensi terjadinya distorsi dalam komunikasi, dan makin sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta makin sukar bagi top management untuk mengawasi kegiatan bawahannya.

4. Diferensiasi Spasial                                                                                      
Diferensiasi spasial merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi dari kantor, pabrik, dan personalia sebagai sebuah organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi spasial dapat dilihat sebagai perluasan dari dimensi dan dan diferensiasi horizontal dan vertikal. Artinya, adalah mungkin untuk memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara geografis. Pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah maupun jarak.

5. Formalisasi                                                                                                                        
Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi itu distandardisasikan. Jika formalisasi rendah, perilaku para pegawai relatif tidak terprogram. Karena kebijakan dari seseorang di dalam pekerjaannya berbanding terbalik dengan jumlah perilaku yang diprogramkan lebih dahulu oleh organisasi, maka makin besar standardisasi, makin sedikit pula jumlah masukan mengenai bagaiman suatu pekerjaan harus dilakukan oleh seorang pegawai. Standardisasi bukan hanya menghilangkan kemungkinan para pegawai untuk berperilaku secar lain, tetapi juag menghilangkan kebutuhan bagi para pegawai untuk mempertimbangkan aternatif.

6. Sentralisasi                                                                                                                        
Sentralisasi adalah yang paling problematis dari ketiga komponen. Sentralisasi dinyatakan sebagai sejauh mana kekuasaan formal dapat membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dikonsentrasikan pada satu individu, sebuah unit, atau suatu tingkat (biasanya pada tingkat tinggi dalam organisasi), dengan demikian pegawai (biasanya berada di bagian bawah organisasi) hanya memperoleh masukan yang minim dalam pekerjaan mereka. Istilah sentralisasi merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam organisasi. 

Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya spesialisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang rendah menunjukkan adanya desentralisasi. Tingkat kontrol yang dimiliki seseorang dalam seluruh proses pengambilan keputusan dapat digunakan sebagai sebuah ukuran mengenai sentralisasi. Kelima langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: mengumpulkan informasi untuk diteruskan kepada pengambil keputusan mengenai apa yang dapat dilakukan; memproses dan menginterpretasikan informasi tersebut untuk memberi saran kepada pembuat keputusan mengenai apa yang harus dilakukan; membuat pilihan mengenai apa yang hendak dilakukan; memberi wewenang kepada orang lain mengenai apa yang hendak dilakukan.

>>Departementalisasi
Departementalisasi adalah upaya mengelompokkan aktivitas pekerjaan sehingga aktivitas-aktivitas dan hubungan yang serupa dan logis dapat diselenggarakan secara serempak.
Pertimbangan manajerial yang penting dalam pembentukan department adalah dalam menentukan dasar-dasar pengelompokkan pekerjaan.Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
·         -Fungsi
·        - Produk atau jasa
·         -Wilayah
·         -Langganan
·         -Proses atau peralatan
·        - Waktu
·        - Pelayanan
·       -  Alpa – numeral
·         -Proyek atau matriks 

Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.

Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.

Departementalisasi Divisional : Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).

Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah.

Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.

>>Model-Model Desain Organisasi
Model desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Desain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputu¬san dan besaran satuan kerja.

Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
1. Model Mekanistis                                                                                                              
*Menekankan pentingnya produksi dan efisiensi melalui Penggunaan Ekstensif aturan dan prosedur,   Kewenangan terpusat dan Spesialisasai tenaga kerja yang tinggi. 
*Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
*Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi. 
*Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
*Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departementaal 
*Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif
*Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok
*Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.


2. Model Organik                                                                                                                   
-Menekankan pentingnya produksi dan efisiensi melalui Penggunaan terbatas aturan dan prosedur, Kewenangan terdesentralisasi dan Derajat spesialisasi yang relatif rendah.
-Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
-Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
-Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas   keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
-Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
-Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
-Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
-Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.


>>Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi
Tantangan manajemen ketika menjalankan pengorganisasian adalah dalam mendesain struktur organisasi yang paling tepat berkenan dengan berbagai pekerjaan, wewenang, dan departmen.

Pegawai atau karyawan dalam suatu perusahaan terhubung dalam suatu kesatuan struktur yang menyatu dengan tujuan agar pekerjaan yang ada dapat terselesaikan dengan lebih baik dibandingkan tanpa adanya pembagian bagian tugas kerja. Untuk melakukan pengumpulan orang-orang dalam suatu unit, divisi, bagian ataupun departemen dengan tugas pekerjan yang berkaitan diadakan kegiaitan departementalization atau departementalisasi. Posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut.

Sebuah struktur dan desain yang efektif harus mampu mengoptimalkan kinerja baik organisasi maupun anggotanya. Hal ini tercapai apabila ada penataan tugas, aktivitas kerja dan individunya menurut cara-cara tertentu agar tujuan tercapai. Sebuah struktur dan desain yang efektif harus mampu menggunakan tipe dan jumlah risorsis dengan tepat (misalnya uang, material, orang) untuk mencapai tujuan. Ini artinya:

Mengorganisasi tugas dalam cara-cara yang paling efisien dan efektif agar tidak ada duplikasi pekerjaan.Mengalokasikan kedudukan dan orang agar ada jaminan kalau pekerjaan dapat diselesaikan.Menjelaskan kewenangan, peran, dan tanggung jawab.Namun struktur dan desain organisasi tidak sekadar suatu sarana (means) untuk menjamin agar berbagai aktivitas dikelola dalam cara yang paling efisien. Struktur organisasi yang efektif juga akan membantu proses perencanaan, pembuatan keputusan, dan meminimalisir konflik diantara berbagai departemen dan fungsi akibat dari adanya ekspektasi kerja yang kadang tidak jelas.

Karenanya, manajer perlu memahami bagaimana menciptakan struktur dan desain organisasi sambil mempertimbangkan kemajuan teknologi, kekuatan individual, dan sebagainya. Untuk itu, mereka perlu menganalisa kondisi organisasi dan lingkungannya, menentukan desain terbaik, mengimplementasikan, secara kontinyu memonitor dan mengkaji struktur dan desain agar tetap efektif.


Referensi :
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta: Salemba Empat. Hal. 214-224
Robbins, Stephen P (1994). Teori Organisasi (Struktur Desain dan Aplikasi), Jakarta : Arcan

Mengapa Manusia Bisa Mengalami Lupa ???



Lupa sering menimpa siapa saja, anak-anak, orangtua; lelaki, perempuan; miskin, kaya. Iya kalau lupanya itu menyenangkan, misalnya lupa punya utang. Tetapi kalau lupanya merugikan, wah bisa membuat galau, misalnya lupa bahwa hari ini ada ujian di sekolah.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, melupakan sesuatu hal atau peristiwa, dianggap sebagai hal yang biasa. Contohnya, lupa dengan nama seseorang yang menyapa kita di jalan, kita lupa di mana menaruh kunci sepeda motor, atau kita lupa dengan apa yang baru saja hendak kita kerjakan. Namun, ternyata persoalan lupa tidaklah sesederhana yang kita bayangkan. Sebaliknya, persoalan lupa yang kita alami sungguh rumit, serumit dan sekompleks sistem otak kita. Daya ingat yang dimiliki oleh kita sebagai seorang manusia tidaklah sempurna. Karena banyak peristiwa atau kesan yang tidak dapat kita ingat kembali. Ketidakmamapuan kita dalam mengingat kembali apa yang pernah kita alami sebelumnya inilah yang kita namakan atau sebut dengan lupa. Proses dari lupa sendiri yaitu kita akan dengan cepat melupakan sesuatu hal dalam beberapa menit setelah dihafalakan, kemudian berkurang setelah beberapa jam dan mungkin kita akan menjadi lambat mengingatnya setelah beberapa hari.

Mengapa kita bisa lupa?
Kemudian, apakah yang sebenarnya mendasari manusia bisa mengalami lupa?. Pada umunya orang-orang pada percaya bahwa proses lupa yang dialami oleh manusia hanya disebabkan oleh faktor waktu saja, namun berdasarkan teori yang ada dan hasil-hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa ahli menunjukkan bahwa, faktor waktu itu hanya merupakan sebagian dari faktor yang dapat mendasari atau mempengaruhi terjadinya kelupaan.

Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan manusia bisa lupa adalah 
(1) adanya kegagalan dalam penyandian, artinya informasi tidak memasuki otak kita melalui reseptor-reseptor sensorik akibat pengaruh sistem atensi, akibatnya tidak ada informasi yang dapat diingat, dan kegagalan penyandian ini mengacu pada kegagalan memasukkan materi kedalam Long Term Memory. 
(2) adanya kegagalan dalam konsolidasi, artinya hilangnya memori akibat gangguan organik yang terjadi saat pembentukan jejak memori, yang berakibat pada terbentuknya memori-memori yang tidak sempurna, yang bagi individu yang bersangkutan dirasakan sebagai kelupaan. Dari kegagalan konsilidasi ini Short Term Memori tidak mengalami masalah (normal), namun masalah terjadi pada saat pemrosesan perpindahan informasi dari Short Term Memory ke Long Term Memory. 

Kerusakan fungsi memori organik disebabkan antara lain, karena adanya penyakit di otak akibat stroke, infeksi, tumor, dan degeneratif (penurunan kondisi) sehingga ada kerusakan di otak. Akibatnya, fungsi otak terganggu, terutama ingatan. Umumnya, yang pertama kali terganggu ialah ingatan jangka pendek.

Selain kedua faktor tersebut, ada lagi faktor-faktor lain yang menyebabkan manusia bisa mengalami lupa, yaitu:
# Terjadinya decay artinya memudarnya memori seiring dengan berlalunya waktu dan akibat dari jarangnya memori tersebut digunakan.
# Terjadinya displacement artinya informasi yang pernah diperoleh oleh manusia menghilang begitu saja dari sistem memori jangka pendek, karena masuknya tambahan informasi-informasi baru yang terlalu banyak kepada sistem memori jangka pendek tersebut.
# Terjadinya Interfensi artinya bercampur-baurnya atau bertumpang tindihnya memeori-memori yang serupa atau yang sama. Ada dua macam Interfensi, yaitu interfensi retroaktif, dimana informasi yang baru masuk mengganggu proses pemunculan kembali informasi atau memori yang lama. Dan interfensi proaktif, dimana informasi yang telah ada atau memori-memori lama mengganggu proses pemunculan kembali informasi yang baru masuk.
# Kelupaan yang disengaja, pada umumnya dilakukan manusia untuk menghindari kenangan yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang traumatik.
Salah seorang peneliti memori terkemuka saat ini, Elizabeth Loftus, telah menemukan empat alasan utama mengapa orang lupa: kegagalan mengambil informasi, memori-memori yang ada saling mengganggu, kegagalan untuk menyimpan informasi, dan termotivasi untuk melupakan.

Kegagalan mengambil informasi. Pernahkah Anda mau mengatakan sesuatu yang sudah di ujung lidah tetapi sulit mengatakannya? Itulah kegagalan mengambil informasi. Hal ini dapat dijelaskan dengan Teori Pengikisan (Decay Theory). Teori ini menyatakan bahwa setiap informasi baru diperoleh, ini akan meninggalkan jejak di gudang memori kita (di otak). Lama-lama jejak itu berangsur-angsur akan menghilang bila tidak digunakan dan dilatih.

Lupa itu berhubungan dengan memori. Memori adalah ingatan terhadap informasi yang dapat berupa kejadian, fakta, dan pengetahuan. Dalam hidup manusia memori memegang peranan sangat penting karena modal dasar untuk berpikir dan mengatasi masalah.

Orang yang pintar harus punya modal ingatan yang kuat (tidak lupa) dan mempunyai memori yang banyak. Semakin banyak memori yang dimiliki dan semakin kuat ingatannya, maka semakin pintar orang tersebut. Orang yang pintar adalah orang yang mampu mengatasi masalah.

Sayangnya, tidak semua memori dapat diingat oleh setiap orang. Ada memori yang gampang diingat, ada pula yang terlupa dan sulit untuk diingat. Mengapa orang bisa lupa?
Memori-memori yang ada saling mengganggu. Ini dapat dijelaskan dengan Teori Interferensi (Interferance Theory). Teori Interferensi menunjukkan bahwa beberapa kenangan bersaing dan mengganggu kenangan lainnya. Gangguan terjadi terutama pada kenangan-kenangan yang mirip. Misalnya, Anda pernah berkenalan dengan seseorang lalu ingatan Anda bekerja. Suatu hari Anda bertemu dengan seseorang yang memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan kenalan yang pertama. Anda lupa apakah orang yang Anda temui terakhir ini adalah kenalan yang dulu atau bukan.

Kegagalan untuk menyimpan informasi. Kadang-kadang informasi yang hilang bukan karena lupa, melainkan karena terjadi kegagalan pada saat informasi hendak disimpan di gudang memori jangka panjang. Misalnya, ibu berpesan kepada Anda bahwa nanti sepulang Anda dari kuliah diminta membeli bola lampu untuk mengganti lampu kamar mandi yang mati. Saat ibu berpesan Anda sedang sibuk menyemir sepatu, mencari buku yang hendak dibawa ke kampus, mencari-cari kunci sepeda motor. Saat Anda pulang kuliah Anda lupa pesan ibu tadi. Di sini terjadi kegagalan menyimpan informasi, menurut Teori Kegagalan untuk menyimpan informasi (Encoding Failure Theory).

Termotivasi untuk melupakan. Pernahkah Anda patah hati atau mengalami peristiwa menyakitkan hati lainnya yang menurut orang lain tidak mungkin akan terlupakan? Pengalaman traumatis pasti ingin dilupakan oleh kebanyakan orang. Banyak orang bersusah-payah untuk melupakan kenangan-kenangan pahit dengan menghindari tempat-tempat tertentu, lagu-lagu tertentu, kata-kata tertentu. Motivasi untuk melupakan yang kuat dapat membuat orang lupa pada memori tertentu. Ini dijelaskan dalam Teori Motivasi untuk melupakan (Motivated Forgetting Theory).

Kelemahan teori-teori itu
Apa yang disampaikan oleh Elizabeth Loftus di atas saya sampaikan sebatas memberikan penjelasan awal mengapa kita bisa lupa. Seperti halnya teori-teori tentang perilaku manusia lainnya, teori-teori yang disampaikan di atas itu juga mengandung kelemahan.
Misalnya, terhadap teori yang pertama terdapat satu masalah dengan teori ini. Dalam praktik kehidupan kita dan penelitian juga telah menunjukkan bahwa beberapa kenangan sangat stabil dalam memori jangka panjang kita. Bahkan meskipun tidak dilatih dan diingat-ingat.

Kelemahan lain adalah terhadap teori yang keempat. Sulit, bahkan tidak mungkin, untuk memelajari secara ilmiah apakah memori telah ditekan dan diusahakan sekuatnya untuk dilupakan.

Hal yang sering terjadi adalah jika semakin kuat keinginan kita untuk melupakan suatu kenangan, maka akan semakin kuat memori kita terhadap kenangan itu.
Dengan kata lain, ada kenangan-kenangan yang tak dapat kita lupakan, bahkan hingga ajal menjemput. Penyanyi Ebiet G. Ade saja terus teringat pada sebuah kenangan. Padahal kenangan itu hanya tentang bulu. “Ada yang tak mampu kulupa… Bulu lembut di keningmu…” begitu katanya dalam sebuah lagu ciptaannya.

Saya sendiri punya pendapat bahwa orang bisa lupa di antaranya karena mereka tidak dapat memusatkan perhatian pada satu informasi yang diperlukan saat itu juga karena sedang menghadapi masalah-masalah yang menurutnya sulit diatasi. Stres yang cukup mengganggu bahkan depresi akan membuat orang kehilangan konsentrasi.
Hal ini berarti bahwa perkara lupa juga terkait dengan kondisi emosi, mood, atau ranah afeksi (perasaan) seseorang. Kondisi emosi yang tenang dan senang akan memudahkan orang untuk mengingat informasi. Sedangkan kondisi emosi yang tertekan dan sedih akan membuat orang lupa terhadap informasi tertentu.

Bagaimana kita menyikapi pendapat-pendapat tentang alasan mengapa orang bisa lupa yang berlainan ini? Jangan bingung! Dalam dunia ilmu sosial tidak ada satu pun teori yang 100% disetujui semua orang. Cukup masukkan saja dalam gudang memori Anda bahwa ada teori yang menjelaskan mengapa orang bisa lupa. Kalau Anda punya teori sendiri tentang itu, silakan saja diungkapkan di posting Anda masing-masing. Siapa tahu teori 

Anda menggugurkan teori sebelumnya karena berdasarkan penelitian Anda terdapat penjelasan yang lebih logis.

Selain itu, lupa juga mempunyai manfaat. Bayangkan kalau kita tidak pernah lupa. Mungkin kita akan selalu ingat kejadian di masa lalu yang membuat kita kecewa. Hinaan dan perlakuan teman yang tidak menyenangkan akan selalu dikenang. Bisa jadi hari-hari kita akan selalu dibayangi oleh bayangan gelap masa lalu. Belum lagi jika kita sudah ditinggalkan oleh orang-orang yang paling dicintai. Mungkin bapak atau ibu yang telah tiada. Jika kita tidak punya lupa, bayangan mereka akan selalu hadir dalam ingatan. Kita akan selalu ingat betapa sayangnya mereka kepada kita. Kenangan indah bersama mereka tak akan terlupa. Bisa jadi hati kita akan terus merasa sedih. Begitu juga dengan masalah-masalah berat yang menerpa. Tanpa lupa kita akan selalu teringat masalah berat yang terjadi kemarin, seminggu, sebulan atau setahun yang lalu. Masalah itu akan terus membuntuti kita ketika kita tidak bisa lupa. Padahal bisa jadi masalah itu sudah selesai. Namun, bayangannya masih menghantui hari-hari yang kita lalui.

Lupa adalah hukum alam yang tak bisa dirubah. Lupa adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Namun ini bukan berarti kita boleh lupa dengan janji atau tidak ingat dengan tugas dan tanggung jawab yang sudah diberi. Kita harus selalu berusaha mengingat hal-hal penting yang harus dilakukan. Untuk itu, manusia membuat catatan di buku harian, pengingat di gadget, atau alarm di jam. Lupa adalah anugerah Yang Maha Kuasa diberikan kepada semua manusia. Tujuannya agar manusia terlepas dari bayang-bayang masa lalu. Dari bayangan kelam yang menghantui atau ingatan indah yang membuaikan. Lupa adalah ciri khas manusia agar meninggalkan apa yang sudah terjadi dan mempersiapkan diri untuk masa depan.

Mari kita lupakan apa yang perlu dilupakan. Ingatlah apa yang perlu diingat. Lupakan masa silam, jangan terlalu sering melihat ke belakang. Lihatlah ke depan, berusaha dan berjuanglah untuk meraih masa depan gemilang.


Copyright 2009 Saling berbagi :D. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates